Save Our Earth by Environmental Friendly

Save Our Earth by Environmental Friendly
Study Lingkungan at Dieng Plateau

Senin, 12 April 2010

MASA REMAJA MASA BERKARYA

MASA REMAJA

 

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

REMAJA DAN KARYA

Bagi remaja, berkarya harus dijadikan satu tradisi, kebiasaan dan kelaziman. Ada banyak jenis kegiatan berkarya bisa dilakukan oleh remaja. Remaja harus membiasakan diri dengan melakukan latihan mencatat. Namun catatan harus dikembangkan lagi supaya bukan hanya mencatat tentang orang tetapi lebih dituntut ialah memikirkan idea sendiri. Di sinilah kegiatan berkarya itu lahir.
Pertama, remaja harus rajin membaca, bergaul dan berkomunikasi dengan orang atau pihak lain. Melanjutkan pembacaan, pergaulan dan perhubungan banyak ilham dan isi-isi karya boleh diketengahkan. Para remaja harus memiliki sifat peka, sensitif, keinginan ambil tahu dan perspektif terhadap area sekitarnya, analisis terhadap apa yang terjadi dan berjiwa kritis terhadap pandangan dan pendapat. Cara begini menjadikan pemikiran berkembang dan kematangan berfikir berlaku.
Kedua, remaja harus menjadi seorang pendengar yang tekun dan pencatat yang baik. Kita sering mendengar orang berceramah tetapi jarang di kalangan remaja mengambil catatan, nota atau isi-isi penting. Biasanya kita hanya mendengar begitu saja. Jadikan suatu kegiatan bila kita mendengar ceramah, kita bawa catatan untuk menulis apa yang diceramahkan.
Mungkin materi yang disampaikan oleh pembicara merupakan sesuatu yang baru. Remaja harus mengolah dan menulisnya yang awalnya hanya dalam bentuk yang berlainan supaya apabila diterbitkan atau di sampaikan akan memberi manfaat kepada orang lain. Orang-orang Barat amat senang membuat catatan, Tradisi ini amat berguna menjadikan mereka catatan zaman dan peristiwa untuk dianalisis, direnung dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Ketiga, para remaja yang memiliki bakat sebagai penulis kreatif, pelukis, penggubah maupun tulisan yang bukan kreatif harus menjadikan berkarya sebagai penyaluran bakatnya.
Karya-karya yang baik dan berkualiti bisa memberikan ilmu, maklumat, pengalaman dan teladan malah ilham kepada remaja menghasilkan karya-karya yang bermutu dan sekaligus dapat menyampaikan risalah tertentu dalam karyanya supaya pembaca dapat menikmati perspektif yang ingin dibawanya.
Alam yang luas ini adalah sumber yang maha kaya bagi remaja untuk berfikir, mengolah pemikiran dan menghasilkan karya. Alam ini dengan segala isi, peristiwa dan kejadiannya memberikan iktibar yang banyak. Para remaja yang mempunyai daya kreatif yang tinggi bisa mengolahnya dalam bahasa dan sastera yang indah, dalam lukisan dan candaan yang menarik, dalam lirik puisi dan lagu yang memikat dengan maksud bahawa sesuatu yang dihasilkan itu semuanya mempunyai hikmah yang tersendiri di kalangan mereka yang mau berfikir.
Waktu membaca judul di atas, apa yang kalian pikirkan pertama kali? Bekerja? Melakukan sesuatu untuk menghasilkan uang?
Berkarya bisa dimulai sedini mungkin. Berkarya tidak hanya untuk orang dewasa. Remaja seperti kita pun sudah dapat belajar untuk berkarya. Contohnya, pelajar SMA yang berhasil dalam Olimpiade Internasional, band anak muda, remaja yang membuat karya yang dapat dikonsumsi seperti tas, kalung, pakaian; intinya dapat menghasilkan sesuatu, berupa uang atau nama baik dan predikat.
Ada baiknya kita melihat kesuksesan para remaja yang berkarya di negara lain. India, misalnya. Para remajanya mencetak prestasi dalam bidang perfilman. Mereka menghasilkan 877 film dan 1.177 film pendek tahun 2003. Hebatnya, film India diperkirakan menarik penonton sebanyak 3,6 miliar orang per tahun, atau satu miliar orang lebih banyak dari film produksi Hollywood.
Kehadiran bakat generasi muda semakin mengangkat nama Indonesia yang sering mendapat predikat negatif. Banyak remaja Indonesia turut mengharumkan nama bangsa di mata internasional dengan prestasi yang didapatnya, seperti Masruri yang telah menjuarai lomba catur tingkat ASEAN tahun 2007 dan termasuk 10 besar pecatur cilik dunia.
Intinya berkarya yang baik adalah di mana karya tersebut dapat membantu orang lain dan bisa membuat diri menjadi lebih berkembang. Berkarya tidak selalu menghasilkan uang. Berkarya pada usia muda sebaiknya lebih merujuk pada tujuan untuk menambah wawasan dan mengembangkan diri.
Keuntungan:
  1. Mengembangkan minat dan bakat melalui karya yang dibuat.
  2. Memperluas relasi dan dikenal banyak orang.
  3. Menambah nilai-nilai kehidupan selama berkarya seperti mengenal macam- macam pribadi orang, kerja sama, dan lainnya.
  4. Menambah pengalaman yang menjadikan kita lebih matang, seperti kata pepatah "Experience is the best teacher ever!"
  5. Karya yang bersifat komersil akan menambah uang jajan, syukur-syukur dapat dijadikan penghasilan.
  6. Dengan bermodalkan relasi dan prestasi yang banyak, mempermudah kita mendapatkanlowongan kerja.
Kerugian:
  1. Terlalu sibuk berkarya akan mengganggu kegiatan-kegiatan yang lain.
  2. Apabila manajemen waktu buruk, akan memengaruhi prestasi belajar sehingga dapat menurun.
  3. Tidak menutup kemungkinan selama berkarya akan masuk pengaruh- pengaruh negatif, seperti menjadi malas sekolah karena merasa sudah hebat atau sudah dapat mencari uang sendiri.
  4. Mayoritas, kesuksesan dalam berkarya baik secara langsung maupun tak langsung akan menyebabkan kita terbuai dalam kesenangan semata sehingga kita cenderung lupa akan tugas pokok kita, yaitu belajar.

Sabtu, 24 Oktober 2009

pendidikan
Komitmen untuk memajukan pendidikan bukan hanya tugas pemerintah,akan tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab bersama,karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.? Dengan pendidikan kita bisa menangkap sinyal perubahan dengan jelas      
-----------
Di dalam Islam, pendidikan adalah amat penting. Ia adalah merupakan fardhu ain bagi setiap mukalaf dan fardhu kifayah bagi masyarakat Islam mengusahakan tempat terwujudnya gelanggang pendidikan itu.

Ajaran Islam adalah menuntut umatnya agar menitikberatkan ilmu dan pendidikan. Cuma ilmu yang dipelajari itu ada yang fardhu ain, ada yang fardhu kifayah dan ada yang sunat.

Tujuan utama pelajaran dan pendidikan itu diwujudkan bukan semata-mata hendak menguasai berbagai-bagai bidang ilmu pengetahuan, tapi hendak melahirkan insan yang bertaqwa. Yang mana Allah itu menjadi cinta agungnya, Akhirat adalah menjadi matlamat hidupnya, dunia adalah tempat bercucuk tanam segala bentuk kebaikan dan ketaatan untuk hasilnya diperolehi di Akhirat sana agar selamat dari Neraka dan berjaya masuk Syurga. 


Perlu diingat, setelah berjaya membentuk insan yang bertaqwa melalui pelajaran dan pendidikan, ertinya kita telah dapat membentuk rekrut-rekrut pasukan perjuangan atau pendakwah yang telah terlatih dan pandai mengguna senjata ilmu untuk menerima satu kewajipan atau panggilan masyarakat. Selepas belajar atau siap siaga untuk memperjuangkan apa yang telah diperolehi dari sekolah, atau dengan kata-kata lain rekrut-rekrut para pelajar tadi berkewajipan datang bertebaran di tengah kehidupan manusia menyampaikan pelajaran serta membangunkan syakhsiah manusia agar mereka menjadi insan-insan yang bertaqwa inilah yang disebut oleh Al Quranul Karim apa yang dinamakan -" amrun bil makruf wanahyun anil mungkar "

Di sini dapat kita faham bahawa sekolah bukan semata-mata untuk ilmu agar dapat melahirkan ahli ilmu, atau melahirkan ahli ilmu yang bertauliah dengan tujuan untuk makan gaji atau ilmu bukan untuk sara hidup dan untuk kemegahan dan nama di dunia, tapi hendak melahirkan rekrut-rekrut Tuhan atau rijalullah agar dapat bertanggungjawab menyampaikan ajaran Allah Taala di bumi Allah ini. Mereka adalah guru-guru yang mengenal Allah kepada manusia, pejuang-pejuang kebenaran yang hidup mati untuk Allah, pendakwah-pendakwah atau daie-daie yang gigih yang matlamatnya hanya satu iaitu agar agama Allah itu diterima oleh manusia dan dapat mengatasi seluruh agama di atas muka bumi ini. Dengan kata-kata lain agar manusia seluruhnya menyembah Allah yang mencipta mereka.

Begitulah matlamat pelajaran dan pendidikan, begitu besar ertinya kepada manusia. Ia adalah merupakan roh dan nadi kepada seluruh kehidupan, agar seluruh kehidupan manusia berjalan dengan penuh disiplin, bertolong bantu, bekerjasama, berjalan di atas syariat Allah. Penuh kasih sayang dan harmoni.
Kalau bukan tujuan ini, sekalipun pelajar-pelajarnya cemerlang di dalam pelajaran, lahir ahliahli ilmu di berbagai bidang, munculnya cendiakawan-cendiakawan yang terbilang, pada Islam pelajaran dan pendidikan itu atau sekolah itu telah gagal yang amat besar. Kerana ia telah melahirkan manusia-manusia yang tidak kenal penciptanya, membelakangkan syariat-Nya, hidup di Akhirat bukan keutamaan, dunia menjadi buruan, dengan itu lahirlah manusia yang mementingkan diri, sombong, gila nama dan glamour. Maka lahirlah budaya jatuh menjatuhkan, fitnah memfitnah, singgung menyinggung, umpat mengumpat, kata mengata. Maka dengan itu mengundang huru-hara di dalam kehidupan. Akhirnya semua manusia sudah tidak merasakan lagi keselamatan dan keamanan.

Oleh itu kita melagang pendidikan bukan main-main, ia adalah satu tanggungjawab yang amat besar, yang memerlukan jiwa besar. Membangunkan pendidikan bukan boleh sambil lewa, kerana pada pendidikan itu rahsia terbangunnya syahsiah manusia yang bertaqwa. Sekaligus dapat membangunkan kemajuan dan tamadun dunia.
Ini sesuai manusia itu sebagai khalifah Tuhan di bumi, agar segala-galanya berjalan di atas syariat Allah. Moga-moga pendidikan ini adalah benih yang kita tanam yang akan menumbuhkan kebun pendidikan di masa depan.